3 Pilihan Jenis Guru
Memang sekolah
sebagai institusi yang didalamnya wajib membutuhkan sentuhan manajemen sumber
daya manusia, sebagai tingkat manajemen yang tertinggi, guru adalah komponen
yang sangat penting.
Bahkan kualitas
pendidikan bangsa ini banyak ditentukan oleh kualitas para gurunya. Guru adalah
Juragan di kelas. Guru adalah orang
yang bertatap muka langsung dengan peserta didik. Artinya roda komunitas
pengajaran dan pendidikan yang bernama sekolah sangat diwarnai oleh kinerja
para gurunya.
Pentingnya
peranan dan kualitas seorang guru berdampingan dengan banyaknya problematika
yang dihadapi oleh para guru. Hal yang mendasar pada problem tersebut adalah ‘KEINGINAN/KEMAUAN’ untuk maju. Apabila kita percaya tidak
ada siswa yang bodoh dengan multiple intelligences-nya masing-masing, maka kita
juga harus percaya bahwa ‘tidak ada guru yang tidak becus mengajar’. Hanya saja
kenyataan yang terjadi adalah keengganan guru untuk terus belajar dan bekerja
dengan baik disebabkan oleh tidak adanya ‘KEMAUAN’ untuk belajar dan maju.
Maka dari itu
guru yang bisa memajukan kualitas pengajaran dan pendidikan pada peserta
didiknya, hendaknya sering mengikuti pelatihan baik di internal dan eksternal
agar terasah dan bisa mengimbangi problematika dunia pendidikan atas IQ peserta
didiknya yang semakin berkembang dan maju.
Dua tahun yang
lalu pemerintah memulai melaksanakan program sertifikasi guru. Program ini
sebenarnya diawali dari sebuah hipotesa, bahwa guru yang professional dan
berkualitas akan terwujud apabila kesejahteraannya mencukupi. Sebaliknya jangan
harap seorang guru akan professional, jika kesejahteraannya tidak mencukupi
untuk kehidupan sehari-hari.
Beberapa bulan
yang lalu, ternyata hipotesa itu terjawab. Dari data statistik yang dianalisa
oleh teman-teman asesor menyebutkan bahwa para guru penerima tunjangan profesi
yang cukup besar, ternyata belum menunjukkan kemajuan kualitas dalam proses
mengajarnya. Mereka tidak berubah, mengajar biasa-biasa saja. Meskipun mereka
sudah menerima tunjangan profesi sebagaimana yang diharapkan pemerintah untuk
menjadi guru yang professional dengan berbagai kriteria yang sudah ditentukan
dalam proses sertifikasi guru.
Jadi menurut
penulis ada hipotesa baru, yaitu ‘besarnya penghasilan guru belum tentu menjadi
penyebab berkembangnya kualitas guru dalam bekerja’.
Dilihat dari
faktor ‘KEMAUAN’ untuk maju, maka ada 3 jenis guru.
Pertama, ‘GURU ROBOT’, yaitu guru yang bekerja persis seperti robot. Mereka
hanya masuk, mengajar, lalu pulang. Mereka yang peduli kepada beban materi yang
harus disampaikan kepada siswa. Mereka tidak mempunyai kepedulian terhadap
kesulitan siswa dalam menerima materi. Apalagi kepedulian terhadap masalah
sesama guru dan sekolah pada umumnya. Mereka tidak peduli dan mirip robot yang
selalu menjalankan peritnah berdasarkan apa saja yang sudah di programkan. Guru
jenis ini banyak sekali menggunakan ungkapan seperti ini.
"Maaf itu bukan urusanku jadi selesaikan sendiri urusanmu ….” Atau
“Maaf saya tidak
dapat membantu … sebab hal ini bukan pekerjaan saya…”.
Kedua, ‘GURU MATERIALIS’,
yaitu guru yang selalu melakukan hitung-hitungan, mirip dengan aktivitas bisnis
jual beli atau yang lainnya. Parahnya yang dijadikan patokannya adalah ‘HAK’
yang mereka terima. Barulah ‘KEWAJIBAN’ mereka akan dilaksanakan sebesar
tergantung dari HAK yang mereka terima. Guru ini pada awalnya merasa
professional, namun akhirnya akan terjebak dalam ‘KESOMBONGAN’ dalam bekerja.
Sehingga tidak terlihat ‘benefiditasnya’ dalam bekerja. Ungkapan-ungkapan yang
banyak kita dengan dari guru jenis ini antara lain:
“Saya digaji segini ... jangan harap saya bisa total melakukannya semua …”.
“Ngapain kreatif, gajinya yang diberikan kepada saya hanya cukup untuk biaya
transport…”.
“Kalau
mengharapkan saya bekerja baik, ya turuti dong permintaan gaji saya sebesar
…..”.
Dan seterusnya …
Ketiga, ‘GURUNYA MANUSIA’, yaitu guru yang mempunyai keikhlasan dalam hal
mengajar dan belajar.
Guru yang
mempunyai keyakinan bahwa target pekerjaannya adalah membuat para siswanya
berhasil memahami materi-materi yang diajarkan. Guru yang ikhlas untuk
introspeksi apabila ada siswanya yang tidak bisa memahami materi ajar. Guru
yang berusaha meluangkan waktu untuk belajar. Sebab mereka sadar, profesi guru
adalah makhluk yang tidak boleh berhenti untuk belajar. Guru yang keinginannya
kuat dan serius ketika mengikuti pelatihan dan mengembangan.
GURUNYA MANUSIA
, juga manusia yang membutuhkan ‘penghasilan’ untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Bedanya dengan GURU MATERIALIS, GURUNYA MANUSIA menempatkan penghasilan sebagai
AKIBAT yang akan didapat dengan menjalankan kewajibannya. Yaitu Keikhlasan
mengajar dan belajar.
Sudah banyak
contoh yang mana rizki seorang guru tiba-tiba diguyur oleh Allah SWT dari pintu
yang tidak terduga, atau dari akibat guru tersebut terus menerus belajar.
Ada teman guru
yang mendapatkan kesempatan ‘belajar’ di luar negeri sebab mempunyai prestasi
dalam membuat lessonplan. Ada teman guru mendapatkan rizki sebab dengan tekun
menulis buku ajar untuk siswa di sekolah tempat dia bekerja. Ada teman guru
yang menulis kisah-kisah yang unik yang dialami di kelas pada saat dia belajar.
Ada teman guru yang sekarang menjadi ‘bintang’ banyak sekali dibutuhkan
pemikiran-pemikirannya untuk banyak guru di Indonesia, dan lain-lain.
Walhasil, Allah
maha mendengar. Maha melihat dan maha mengetahui apa yang dinginkan oleh
hambanya yang bertawakkal.
Mulai hari duduklah dengan tenang dan tundukkan kepala anda
dan renungkan serta intropeksilah kira anda termasuk tipe guru yang mana …….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar