Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Guru. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Guru. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 Juni 2013

Pengertian dan Peranan Guru Dalam Pendidikan


Pengertian dan Peranan Guru Dalam Pendidikan

Pengertian dan Peranan Guru Dalam PendidikanDalam Agama Islam Orang tua itu ada 3 yaitu : 1. Orang tua yang melahirkan kita ( ayah dan ibu) 2. Orang tua yang memberikan, menelurkan ilmu kita menjadi mengerti (Guru), 3. Orang yang menjodohkan kita (mertua).



Dalam Blog Cangkru’an mencoba untuk menjelaskan yang dinamakan orang tua yang membimbing kita menjadi mengerti yaitu Guru, Asal usul kata Guru (dari Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Arti secara menyeluruh Guru adalah seorang yang menyampaikan dan menelorkan ilmunya, mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai serta mengevaluasi peserta didik.



Apa peranan guru dalam pendidikan



Peranan Guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena tugas dan peranannya sebagai penunjang utama dalam mendidik anak bangsa dari yang tidak mengetahui apa-apa menjadi mengetahui apa-apa, menuntun peseerta didik menuju kebahagiaan yang hakiki, karena dengan ilmu pengetahuan baik agama maupun ilmu teknologi peserta didik bisa memajukan dan mewujudkan kejayaan negaranya dan menata negaranya dengan ketaqwaan lebih-lebih di Indonesia   


Disini ada beberapa peranan guru penting dalam pendidikan, antara lain :

1. Guru Sebagai Inisiator, guru harus mempunyai ide-ide cemerlang untuk kemajuan pendidikan dan pengajaran malah bukan mengikuti kegiatan terus tanpa menelorkan ide-ide cemerlang



2. Guru Sebagai Inspirator, guru harus dapat memberikan pengertian dan ilham dalam kemajuan pendidikan dan peserta didiknya agar meningkat, dan memberikan pengertian dan ilham kepada peserta didiknya bagaimana cara belajar yang baik


3. Guru Sebagai Motivator, guru hendaknya menjadi pendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar dalam meningkatkan pendidikan dan pengajaran. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif yang positif dan terarah.


4. Guru Sebagai Fasilitator, guru sebaiknya memberikan dan menyediakan fasilitas untuk memudahkan kegiatan belajar kepada peserta didik agar semangat dalam kegiatan belajarnya


5. Guru Sebagai Informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan yang terdapat dalam kurikulum.


6. Guru Sebagai Pembimbing, guru dapat membimbing peserta didik agar bisa mewujudkan kemandirian dan kematangan baik pikiran dan perilaku sampai dewasa kelak.


7. Guru Sebagai Mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan baik jenis dan bentuknya, baik media material maupun nonmaterial.


8. Guru Sebagai Evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyangkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak hanya menilai produk, tetapi juga menilai proses.



9. Guru Sebagai Korektor, guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan man nilai yang buruk.Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari watak dan jiwa anak didik.

Pengertian dan Peranan Guru Dalam Pendidikan

Senin, 15 April 2013

Kewajiban dan Wewenang Guru



Kewajiban dan Wewenang Guru


Apa tugas dan kewajiban guru? Bagaimana tanggung jawab dan wewenang guru? Secara umum, tugas dan dipahami yakni mendidik dan mengajar. 

Secara rinci dan jelas, kewajiban dan wewenang guru diuraikan dalam Peraturan Menpan RB Nomor 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Kewajiban Guru

Kewajiban Guru berdasarkan pasal 6 PerMenpanRB 15/2009 ada lima sebagai berikut:
1.  merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/ bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan;
2.  meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
3.  bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
4.  menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik Guru, serta nilai agama dan etika; dan
5.  memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Tanggung jawab Guru

Guru bertanggungjawab menyelesaikan tugas utama dan kewajiban sebagai pendidik sesuai dengan yang dibebankan kepadanya. (Pasal 7)

Wewenang Guru

Guru berwenang memilih dan menentukan materi, strategi, metode, media pembelajaran/bimbingan dan alat penilaian/evaluasi dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan untuk mencapai hasil pendidikan yang bermutu sesuai dengan kode etik profesi Guru (Pasal 8).


Kewajiban dan Wewenang Guru



3 Pilihan Jenis Guru



  3 Pilihan Jenis Guru 



Memang sekolah sebagai institusi yang didalamnya wajib membutuhkan sentuhan manajemen sumber daya manusia, sebagai tingkat manajemen yang tertinggi, guru adalah komponen yang sangat penting.

Bahkan kualitas pendidikan bangsa ini banyak ditentukan oleh kualitas para gurunya. Guru adalah Juragan di kelas. Guru adalah orang yang bertatap muka langsung dengan peserta didik. Artinya roda komunitas pengajaran dan pendidikan yang bernama sekolah sangat diwarnai oleh kinerja para gurunya.

Pentingnya peranan dan kualitas seorang guru berdampingan dengan banyaknya problematika yang dihadapi oleh para guru. Hal yang mendasar pada problem tersebut adalah ‘KEINGINAN/KEMAUAN’ untuk maju. Apabila kita percaya tidak ada siswa yang bodoh dengan multiple intelligences-nya masing-masing, maka kita juga harus percaya bahwa ‘tidak ada guru yang tidak becus mengajar’. Hanya saja kenyataan yang terjadi adalah keengganan guru untuk terus belajar dan bekerja dengan baik disebabkan oleh tidak adanya ‘KEMAUAN’ untuk belajar dan maju.

Maka dari itu guru yang bisa memajukan kualitas pengajaran dan pendidikan pada peserta didiknya, hendaknya sering mengikuti pelatihan baik di internal dan eksternal agar terasah dan bisa mengimbangi problematika dunia pendidikan atas IQ peserta didiknya yang semakin berkembang dan maju.

Dua tahun yang lalu pemerintah memulai melaksanakan program sertifikasi guru. Program ini sebenarnya diawali dari sebuah hipotesa, bahwa guru yang professional dan berkualitas akan terwujud apabila kesejahteraannya mencukupi. Sebaliknya jangan harap seorang guru akan professional, jika kesejahteraannya tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari.

Beberapa bulan yang lalu, ternyata hipotesa itu terjawab. Dari data statistik yang dianalisa oleh teman-teman asesor menyebutkan bahwa para guru penerima tunjangan profesi yang cukup besar, ternyata belum menunjukkan kemajuan kualitas dalam proses mengajarnya. Mereka tidak berubah, mengajar biasa-biasa saja. Meskipun mereka sudah menerima tunjangan profesi sebagaimana yang diharapkan pemerintah untuk menjadi guru yang professional dengan berbagai kriteria yang sudah ditentukan dalam proses sertifikasi guru.

Jadi menurut penulis ada hipotesa baru, yaitu ‘besarnya penghasilan guru belum tentu menjadi penyebab berkembangnya kualitas guru dalam bekerja’.
Dilihat dari faktor ‘KEMAUAN’ untuk maju, maka ada 3 jenis guru.

Pertama, ‘GURU ROBOT’, yaitu guru yang bekerja persis seperti robot. Mereka hanya masuk, mengajar, lalu pulang. Mereka yang peduli kepada beban materi yang harus disampaikan kepada siswa. Mereka tidak mempunyai kepedulian terhadap kesulitan siswa dalam menerima materi. Apalagi kepedulian terhadap masalah sesama guru dan sekolah pada umumnya. Mereka tidak peduli dan mirip robot yang selalu menjalankan peritnah berdasarkan apa saja yang sudah di programkan. Guru jenis ini banyak sekali menggunakan ungkapan seperti ini.
"Maaf itu bukan urusanku jadi selesaikan sendiri urusanmu ….” Atau
“Maaf saya tidak dapat membantu … sebab hal ini bukan pekerjaan saya…”.

Kedua, ‘GURU MATERIALIS’, yaitu guru yang selalu melakukan hitung-hitungan, mirip dengan aktivitas bisnis jual beli atau yang lainnya. Parahnya yang dijadikan patokannya adalah ‘HAK’ yang mereka terima. Barulah ‘KEWAJIBAN’ mereka akan dilaksanakan sebesar tergantung dari HAK yang mereka terima. Guru ini pada awalnya merasa professional, namun akhirnya akan terjebak dalam ‘KESOMBONGAN’ dalam bekerja. Sehingga tidak terlihat ‘benefiditasnya’ dalam bekerja. Ungkapan-ungkapan yang banyak kita dengan dari guru jenis ini antara lain:
“Saya digaji segini ... jangan harap saya bisa total melakukannya semua …”.
“Ngapain kreatif, gajinya yang diberikan kepada saya hanya cukup untuk biaya transport…”.
“Kalau mengharapkan saya bekerja baik, ya turuti dong permintaan gaji saya sebesar …..”.
Dan seterusnya …

Ketiga, ‘GURUNYA MANUSIA’, yaitu guru yang mempunyai keikhlasan dalam hal mengajar dan belajar.
Guru yang mempunyai keyakinan bahwa target pekerjaannya adalah membuat para siswanya berhasil memahami materi-materi yang diajarkan. Guru yang ikhlas untuk introspeksi apabila ada siswanya yang tidak bisa memahami materi ajar. Guru yang berusaha meluangkan waktu untuk belajar. Sebab mereka sadar, profesi guru adalah makhluk yang tidak boleh berhenti untuk belajar. Guru yang keinginannya kuat dan serius ketika mengikuti pelatihan dan mengembangan.

GURUNYA MANUSIA , juga manusia yang membutuhkan ‘penghasilan’ untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bedanya dengan GURU MATERIALIS, GURUNYA MANUSIA menempatkan penghasilan sebagai AKIBAT yang akan didapat dengan menjalankan kewajibannya. Yaitu Keikhlasan mengajar dan belajar.
Sudah banyak contoh yang mana rizki seorang guru tiba-tiba diguyur oleh Allah SWT dari pintu yang tidak terduga, atau dari akibat guru tersebut terus menerus belajar.
Ada teman guru yang mendapatkan kesempatan ‘belajar’ di luar negeri sebab mempunyai prestasi dalam membuat lessonplan. Ada teman guru mendapatkan rizki sebab dengan tekun menulis buku ajar untuk siswa di sekolah tempat dia bekerja. Ada teman guru yang menulis kisah-kisah yang unik yang dialami di kelas pada saat dia belajar. Ada teman guru yang sekarang menjadi ‘bintang’ banyak sekali dibutuhkan pemikiran-pemikirannya untuk banyak guru di Indonesia, dan lain-lain.
Walhasil, Allah maha mendengar. Maha melihat dan maha mengetahui apa yang dinginkan oleh hambanya yang bertawakkal.

Mulai hari duduklah dengan tenang dan tundukkan kepala anda dan renungkan serta intropeksilah kira anda termasuk tipe guru yang mana …….


3 Pilihan Jenis Guru