Karomah Sahabat Yang Berbakti Kepada Orang Tua
Dalam blog ini menceritakan tentang karomah Sahabat yang berbakti kepada kedua orang tua. Anak ini bernama Uwais Al Qarni hidup pada zaman Rasulullah tapi sayangnya anak ini tidak pernah bertemu dengan Rasulullah karena beliau ini sangat mengabdi dan berbakti kepada kedua orang tuanya sehingga tidak bisa bertemu dengan Rasulullah Saw, menurut agama orang yang hidup setelah para sahabat disebut tabiin, akan tetapi Uwais Al Qarni hidup pada zaman Rasulullah tapi tidak pernah berjumpa dengan Rasulullah itu disebut Tabiin.
Hadits Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bercerita mengenai Uwais Al Qarni tanpa pernah
melihatnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia
seorang penduduk Yaman, daerah Qarn, dan dari kabilah Murad. Ayahnya telah
meninggal. Dia hidup bersama ibunya dan dia berbakti kepadanya. Dia pernah
terkena penyakit kusta. Dia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu dia
berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu dia diberi kesembuhan, tetapi
masih ada bekas sebesar dirham di kedua lengannya. Sungguh, dia adalah pemimpin
para tabi’in.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar
bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, “Jika kamu bertemu dengannya dan bisa meminta
kepadanya untuk memohonkan ampun (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala)
untukmu, maka lakukanlah!”
Ketika Umar radhiyallahu ‘anhu telah menjadi Amirul Mukminin, dia
bertanya kepada para jamaah haji dari Yaman di Baitullah pada musim haji,
“Apakah di antara warga kalian ada yang bernama Uwais al-Qarni?”
“Ada,” jawab mereka.
Umar radhiyallahu ‘anhu melanjutkan, “Bagaimana keadaannya ketika
kalian meninggalkannya?”
Mereka menjawab tanpa mengetahui derajat Uwais, “Kami meninggalkannya dalam
keadaan miskin harta benda dan pakaiannya usang.”
Umar radhiyallahu ‘anhu berkata kepada mereka, “Celakalah kalian.
Sungguh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bercerita
tentangnya. Kalau dia bisa memohonkan ampun untuk kalian, lakukanlah!”
Dan setiap tahun Umar radhiyallahu ‘anhu selalu menanti Uwais. Suatu ketika kebetulan suatu
kali dia datang bersama jemaah haji dari Yaman, lalu Umar radhiyallahu
‘anhu menemuinya. Dia hendak memastikannya terlebih dahulu, makanya dia
bertanya, “Siapa namamu Wahai
pemuda?”
“Uwais Ya Amiral Mukminin,”
jawabnya.
Umar radhiyallahu ‘anhu melanjutkan, “Apakah benar daerahmu Yaman, kalau ya ... Di
Yaman daerah mana?’
Dia menjawab, “Dari Qarn.”
“Tepatnya dari kabilah mana?” Tanya Umar radhiyallahu ‘anhu.
Dia menjawab, “Dari kabilah Murad.”
Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya lagi, “Bagaimana keadaan ayahmu ?”
“Ayahku telah meninggal dunia. Saya hidup bersama ibuku,” jawabnya.
Umar radhiyallahu ‘anhu melanjutkan, “Bagaimana keadaanmu bersama
ibumu?’
Uwais berkata, “Saya berharap dapat berbakti kepada ibu saya.”
“Apakah engkau pernah sakit sebelumnya?” lanjut Umar radhiyallahu ‘anhu.
“Iya. Saya pernah terkena penyakit kusta, lalu saya berdoa kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala sehingga saya diberi kesembuhan.”
Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya lagi, “Apakah masih ada bekas dari
penyakit tersebut?”
Dia menjawab, “Iya. Di lenganku masih ada bekas sebesar dirham.” Dia
memperlihatkan lengannya kepada Umar radhiyallahu ‘anhu.
Ketika Umar radhiyallahu
‘anhu melihat hal tersebut, maka dia langsung memeluknya seraya berkata,
“Engkaulah orang yang diceritakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Mohonkanlah ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
untukku!”
Dia berkata, “Masa saya memohonkan ampun untukmu wahai Amirul Mukminin?”
Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Iya.”
Umar radhiyallahu ‘anhu meminta dengan terus mendesak kepadanya
sehingga Uwais memohonkan ampun untuknya.
Atas terus desakannya
Sayyidina Umar kepada Uwais Al Qarni, maka berdoalah Uwais AlQarni kepada Allah
SWT.
Selanjutnya Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepadanya mengenai ke
mana arah tujuannya setelah musim haji. Dia menjawab, “Saya akan pergi ke
kabilah Murad dari penduduk Yaman ke Irak.”
Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Saya akan kirim surat ke walikota
Irak mengenai kamu?”
Uwais berkata, “Saya bersumpah kepada Anda wahai Amriul Mukminin agar engkau
tidak melakukannya. Biarkanlah saya berjalan di tengah lalu lalang banyak orang
tanpa dipedulikan orang.”
Karomah Sahabat Yang Berbakti Kepada Orang Tua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar