Semoga artikel religi bermanfaat bagi kita semua
AMALAN-AMALAN UTAMA DALAM BULAN DZUL HIJJAH
AMALAN-AMALAN UTAMA DALAM BULAN DZUL HIJJAH
Allah SWT
berfirman :
ÄÙ À Ø á =.ZeãÅ ê%=îîFQ dä~îîe p ê$=.Zîeã p
1) “Demi fajar” ; 2) “Dan demi sepuluh malam” (QS Al
Fajr : 1 - 2)
Dalam ayat kedua tersebut di atas Allah SWT
bersumpah dengan 10 malam, yakni 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah. Imam
Muqatil mengatakan, disebut “10 malam”
karena terbilang 9 hari 10 malam sebelum Hari Raya Idul Adlha.
Ada
beberapa amalan yang masyru’ (yang
disyari’atkan) untuk merespon keutamaan 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah :
A. SHALAT MALAM dan PUASA MUTHLAQ
Melakukan
shalat malam pada saat ¹/з malam terakhir, sekurang-kurangnya satu malam di
antara 10 malam pertama tersebut di atas, sebanyak 4 rakaat dengan 2 salam.
Dalam setiap raka-atnya membaca Surah Al Fatihah, Surah Al Ikhlash 3X, Surah Al
Falaq 1X, Surah An Nas 1X, ayat Kursi 3X. Lafadh niatnya :
1äR% ê G&îRa< 9.t&îeã ÖnîîA éfIü atau :
1äR% ê G&îRa< g~îfeã hä~î] #} qîm
Esok harinya atau hari lainnya selain hari ke-8 dan ke-9 berpuasa dengan
melafadhkan niat :
1äR% ê Ö.<ã ú:=îîFQ hä} ü oi h q} hqI #} qîm
“Saya berniat
puasa pada hari di antara 10 hari bulan Dzul Hijjah Lillahi Ta’ala”.
Disebut puasa
muthlaq (penulis hanya mencoba memberanikan diri untuk menyebutnya
demikian), karena bukan puasa Tarwiyah dan bukan pula puasa ‘Arafah.
Diriwayatkan
oleh Syekh Abul Barakat bersumber
(urutan riwayat yang bersambung ke atas) dari : Muhammad bin Muhammad bin Abdul
Aziz - dari Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Al Husein - dari ayahnya yakni
Muhammad bin Ali - dari ayahnya juga yakni Ali bin Al Husein (yang dikenal
dengan nama Zainal Abidin) - juga dari ayahnya yakni Husein bin Ali - dari
ayahnya pula yakni Ali bin Abi Thalib, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda :
ÖQäËeã ð ãp9.Y Ö.<ã ú: =îîFQ g58 ã:ü
“Apabila
telah masuk 10 hari (pertama) bulan Dzul Hijjah, maka bersungguh-sungguhlah
kamu dalam beribadah”.
Diriwayatkan pula oleh Syekh Abul Barakat bersumber (urutan riwayat yang bersambung ke
atas) dari : Asy Syarif Abi Abdillah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Yahya Al
Mahdi - dari Hisyam bin ‘Urwah - dari ayahnya (yakni ‘Urwah) - dari Aisyah RA, bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda :
dqÊ =îj&Qã p /1 oi Õ8äçQ êã 9çQ äjm ýbY Ö.<ã ú: =îîFQ éeä~îîe oi Öf~îe äîîîîîîîî~1ü oi
u&nîîA =îyäîA 1äR% êã 9çQ äjm ýbY äiq} ät~îY häI oi p À u&nîîA
“Barangsiapa yang menghidupkan satu
malam (shalat malam) di antara 10 malam (pertama) bulan Dzul Hijjah, maka sama
halnya dia beribadah haji satu kali dan beribadah ‘umrah selama satu tahun. Dan
barangsiapa yang berpuasa pada satu hari di antara 10 malam tersebut, maka sama
halnya dia beribadah kepada Allah selama satu tahun”.
B. PUASA
TARWIYAH
Puasa Tarwiyah
adalah puasa sunnah pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ada beberapa
keistimewa-an yang akan diraih oleh setiap orang yang mau menjalankan puasa
Tarwiyah :
1. Dapat menghapus dosa satu tahun.
2. Dianugrahi oleh Allah SWT dengan 10 macam kemuliaan, yaitu:
1. Dapat menghapus dosa satu tahun.
2. Dianugrahi oleh Allah SWT dengan 10 macam kemuliaan, yaitu:
·
Diberi keberkahan pada umumnya.
·
Bertambah harta.
·
Kehidupan rumah tangga akan
terjamin.
·
Membersihkan diri dari segala
dosa dan kesalahan yang telah lalu.
·
Amal dan ibadahnya akan
dilipatgandakan.
·
Allah akan memudahkan
kematiannya.
·
Allah akan menerangi kuburnya
selama di alam Barzah.
·
Allah akan memberatkan
timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
·
Selamat dari kejatuhan
kedudukan di dunia ini.
·
Martabatnya akan dinaikkan pada
sisi Allah SWT.
Begitu
banyaknya hikmah puasa Tarwiyah, sehingga patutlah kita respon dengan semangat
ibadah yang tinggi dan ikhlas.
Keutamaan puasa Tarwiyah itu
didasarkan pada beberapa Hadits berikut ini :
G&nîîA Õ<äZa ÖY=îQ h q} hqI p À ÖnîîA Õ<äZa Öî}p=&îeã h q} hqI
"Puasa pada
hari Tarwiyah menghapuskan (dosa) 1 tahun, dan puasa hari Arafah menghapuskan
(dosa) 2 tahun" (HR Ad Dailami dalam kitabnya “Musnad Al Firdaus”).
Biarkan saja kalau ada pendapat
yang menilai Hadits tersebut di atas sebagai Hadits Palsu, toh yang berpendapat demikian adalah manusia yang
bisa benar dan bisa salah, apalagi tidak selevel dengan Imam Ad Dailami yang
dikenal sebagai Al Hafidh (ulama
penghafal 40.000 Hadits ke atas).
Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasululah SAW bersabda :
Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasululah SAW bersabda :
äîîîî} á ãqeä] Á hä} öã r;s ò g-< oi U êã 1ü è1ü ät~Y ;äJeã gjRîe ã À hä} ü oi äi
, =îî5g-< vü À êã g~çîîA ò 8ät:ã vp á dä] Èêã g~çîîA ò 8ät:ã vp À êã dqîîA<
Á |<ä6çeã rãp< À xéFæ ce: oi S-=} kfY ueäi p uîîBZnæ
"Tidak ada perbuatan yang
disukai oelh Allah SWT daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari
(pertama) bulan Dzulhijjah". Para Sahabat pun
bertanya, "Ya Rasulullah, Walaupun
jihad di jalan Allah?". Rasulullah bersabda : "Walaupun jihad pada jalan Allah, kecuali seorang lelaki yang
keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya
(mati Syahid)" (HR. Bukhari).
Dari Siti Hafshah ra ia berkata : "Ada empat macam yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasululah SAW yaitu puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari (di bulan Dzulhijjah), puasa 3 hari pada setiap bulan, dan melakukan shalat 2 rakaat sebelum shalat shubuh" (HR Ahmad dan Nasa'i).
Berdasarkan Hadits-Hadits tersebut di atas, para ulama sepakat bahwa puasa Tarwiyah hukumnya sunnah. Lafadh niat Puasa Tarwiyah :
Dari Siti Hafshah ra ia berkata : "Ada empat macam yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasululah SAW yaitu puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari (di bulan Dzulhijjah), puasa 3 hari pada setiap bulan, dan melakukan shalat 2 rakaat sebelum shalat shubuh" (HR Ahmad dan Nasa'i).
Berdasarkan Hadits-Hadits tersebut di atas, para ulama sepakat bahwa puasa Tarwiyah hukumnya sunnah. Lafadh niat Puasa Tarwiyah :
1äR% ê ÖnîîA Öî}p=&îeã h q} hqI #} qîm
“Saya berniat puasa hari
Tarwiyah karena, sunnah, Lillahi Ta'ala”.
Selain itu,
dianjurkan pula pada malam hari Tarwiyah (malam ke-8 Dzul Hijjah hendaknya
memperbanyak bacaan dzikir seperti :
(1000X) uî~îeü åq% ü p hq~î^îeã é<ã qsvü uîeüv |;eã À k~ÏRîeã êã =ZV&îîAü
- Berpuasa pada hari itu pahalanya
sangat besar.
- Bagi yang berpuasa pada hari
itu akan ditutup Allah 30 pintu kesusahan dan dibuka 30 pintu kesenangan.
C. PUASA
AROFAH
Puasa Arafah adalah puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Dinamakan Puasa Arofah karena pada saat itu para jamaah
haji sedang wukuf di bawah terik matahari di Padang Arafah.
Bagi setiap orang
yang tidak pergi haji dianjurkan dengan anjuran yang muakkad (sangat serius) agar berpuasa pada hari Arofah, sedangkan bagi
yang pergi haji tidak disyariatkan puasa tersebut berdasarkan Hadits :
däîîîî^Y À r éçnîeã h qI ò ÖY=îQ hq} äs9nQ ãp<äW äîAäm lü (<ä<ã #næ gNZîeã hüoQ
qsp oçîe oi 09^æ uî~îeü #fîîA<ýY À kîyäJæ C~îe á ktNRæ dä]p À kyäI qs á ktNRæ
Á kfîîBi p |<ä6çeã rãp< À uæ=îîFY À rRRæ 2Q []ãp
“Dari Ummul Fadlal
binti al-Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya (Padang
Arafah) pada hari Arafah tentang puasa Nabi SAW. Sebagian mereka mengatakan, “Beliau
berpuasa”; dan sebagian lainnya mengatakan, “Beliau tidak berpuasa”. Maka Ummul
Fadlal mengirimkan semangkok air susu kepada beliau, dan ketika itu beliau
sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya”. (HR. Bukhari, no. 1988 dan
Muslim, no. 1123).
Ada beberapa
keistimewaan yang dapat diraih oleh setiap orang yang berpuasa Arofah :
1. Allah
SWT mengampuni dosa-dosanya selama dua tahun, tahun lalu dan yang akan datang.
2. Allah SWT menjaganya untuk tidak berbuat dosa selama dua tahun
3. Pembebasan dari api neraka kelak pada Hari Akhir.
2. Allah SWT menjaganya untuk tidak berbuat dosa selama dua tahun
3. Pembebasan dari api neraka kelak pada Hari Akhir.
Dosa pada tahun yang akan datang
diampuni oleh Allah berkat puasa Arofah, maksudnya :
Sebagian ulama berpendapat bahwa apabila seseorang berbuat maksiat pada tahun ini, maka Allah SWT akan menjadikan puasa Arofah yang ia lakukan pada tahun lalu sebagai penghapus dosa sebagaimana penghapus dosa pada tahun sebelumnya.
Sebagian ulama berpendapat bahwa apabila seseorang berbuat maksiat pada tahun ini, maka Allah SWT akan menjadikan puasa Arofah yang ia lakukan pada tahun lalu sebagai penghapus dosa sebagaimana penghapus dosa pada tahun sebelumnya.
Keutamaan puasa Arofah itu
didasarkan pada beberapa Hadits berikut ini :
Ö~Mäi ÖnîîA=Zb} xã<qîEäQ h q} hqIp À Öfç^&îîBip Ö~Mäi À G&nîA=Zb} ÖY=îQ h q} hqI
Á Õ8ä&] +ü oQ 8pã8qæü p kfîîBi p 9Mü rãp<
À
“Puasa hari Arofah dapat
menghapus dosa 2 tahun, tahun lalu dan tahun yang akan datang, sedangkan puasa
hari Asyuro dapat menghapus dosa tahun lalu” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud,
dari Abu Qatadah).
G&nîîA Õ<äZa ÖY=îQ h q} hqI p À ÖnîîA Õ<äZa Öî}p=&îeã h q} hqI
"Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan (dosa) 1 tahun, dan puasa
hari Arafah menghapuskan (dosa) 2 tahun" (HR Ad Dailami dalam kitabnya
“Musnad Al Firdaus”).
Dalam riwayat Syekh Hibatallah bin Al Mubarak bersumber (urutan
riwayat yang bersambung ke atas) dari : Ahmad bin Muhammad - dari Abdurrahman
bin Zaid bin Aslam - dari ayahnya yakni Zaid bin Aslam, dituturkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
ÖnîîBe =5ý% äi p uçm : oi h9^% äi ue êã =ZU ÖY=îQ hq} häI oi
“Barangsiapa yang berpuasa
pada hari Arofah, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya pada tahun lalu
maupun (pada tahun) yang akan datang”.
Z À qm9~îîe umü p À ÖY=îQ h q} oi <äîîîîîîîîînîeã oi ã9çQ uî~Y êã _&R} lü oi =î*îa ü h q} oi äi
Á ÖîîFyäQ oQ rRUp kfîîBi rãp< À ÆìÈ xvÒs 8ã<ü äi Ç á dq^~îY À ÖbywîUã ktæ ésäç}
“Tidak ada suatu hari yang Allah merdekakan hamba dari neraka pada
hari itu lebih banyak daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat,
kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah)
kepada para malaikat. Dia berfirman, “Apa yang dikehendaki oleh mereka itu?'” (HR. Muslim, No. 1348, beserta perawi-perawi
lainnya, dari 'Aisyah).
Catatan penting :
1. Kesunnahan Puasa Arafah Tidak
Didasarkan Pada Adanya Wuquf di Arafah, tetapi
karena datangnya hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah. Maka bisa jadi hari Arafah
di Indonesia tidak sama dengan di Saudi Arabia yang berlainan waktu 4-5 jam. Ini tentu berbeda dengan kelompok
umat Islam yang menghendaki adanya “rukyat
global”, atau kelompok yang ingin mendirikan khilafah Islamiyah, sehingga
penanggalan Islam disamaratakan seluruh dunia, dan Saudi Arabia menjadi acuan
utamanya.
Keinginan
menyamaratakan penanggalan Islam itu sangat bagus dalam rangka menyatukan hari
raya umat Islam. Namun menurut ahli falak, keinginan tersebut tidak sesuai
dengan kehendak alam atau prinsip-prinsip keilmuan. Rukyatul Hilal atau observasi bulan sabit yang dilakukan untuk
menentukan awal bulan Qamariyah atau Hijriyah bukanlah berlaku secara global
atau trans-nasional, melainkan berlaku secara nasional yakni rukyat yang
diselenggarakan di dalam negeri masing-masing dan hanya berlaku dalam satu
wilayah hukum. Ini juga berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW sendiri.
Penentuan hari Arafah
itu juga ditegaskan dalam Bahtsul Masa’il
Diniyah Maudluiyyah pada Muktamar Nahdlatul Ulama XXX di Pondok Pesantren
Lirboyo, pada akhir tahun 1999. Ditegas-kan bahwa yaumu ‘Arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah
berdasarkan kalender negara setempat yang berdasarkan pada rukyatul hilal
(melihat bulan).
2. Bagi
kaum wanita yang biasanya punya
tanggungan utang puasa Ramadlan disarankan agar meng-qadla-nya pada hari Arafah,
atau pada hari-hari lain yang disunnahkan berpuasa. Tentu saja mereka akan
mendapatkan dua pahala sekaligus, yakni pahala puasa wajib (utang puasa Rama-dlannya
lunas) dan pahala puasa sunnah. Demikian ini pernah dibahas dalam Muktamar NU X
di Surakarta pada tahun 1935, dengan mengutip kitab Fatawa Al Kubra pada bab “puasa” :
PqË&îeäY vü p À uî~îfQ läa lü è-ãqîeã |qîîîîînî} lü PqË&îeã 9}=je gîîîîNY öã lü kfR}
Á uî~îfQ äi ue gJ2~îe
Diketahui bahwa bagi orang
yang ingin berniat puasa sunnah, lebih baik ia juga berniat melakukan puasa
wajib jika memang ia punya tanggungan puasa wajib itu, tetapi apabila tidak punya
tanggungan (atau ragu-ragu apakah punya tanggungan atau tidak), maka ia cukup
berniat puasa sunnah saja agar ia memperoleh apa yang diniatkannya.
3. Puasa Sunnah Bagi Isteri
Harus Seizin Suami. Apabila seorang suami menyuruh istrinya membatalkan
puasa sunnahnya karena suatu hal, maka :
Manakah yang harus didahulukan, menjalankan
perintah suami ataukah melanjutkan puasa sunnahnya?
Bagi isteri, mentaati suami dalam hal-hal yang tidak mengandung unsur maksiat hukumnya
wajib. Berarti wajib bagi isteri menggugurkan puasanya yang hanya sunnah demi
mentaati perintah suami yang tidak terindikasi egoistis atau lebih-lebih melanggar
ketentuan Agama.
Sambil berpuasa, dianjurkan pula mengerjakan shalat sunnah muthlaq, bukan pada malam Arafah melainkan pada hari Arafah terutama pada saat mendekati waktu ashar, sebanyak 2 rakaat dengan cara sebagaimana telah diajarkan oleh Rasulullah SAW melalui riwayat berikut ini :
á väîî] À t 8qRîîBi oæ êã9çQ p t èeäÊ +ü oæ éîfQoQ r8änîîAýæ oîîB<ã äm ýçîm ü
åäîîî&bîeã Ö2%äY ÖRa< ga ò ü=^î} À G&îRa< ÖY=îQ hq} ûfI oi Ç á r êã dqîîA< dä]
ü=îîîîî^î} Z À Giäæ ätj&6} p k~1=îeã oM=îeã êã kîîBçîæ ü9çî} Õ =îi ga ð À $ã=îi (w)
êã kîîBçîæ Õ =îi ga ð ü9çî} À Õ=îi 9îî1ü êã qs g] p À $ã=îi (w) lp=Zbîeã ät} ýî} g]
Á Æ uæqm: ue $=ZU 9]ém ü ãp9tîîEã á 1äR% êã dä] À k~1=îeã oM=îeã
ÄÚß À ÚÞ H Ù, Ö~nVeã Ç åä&a Å !<äçUã oæã rãp< À
“Kami dikabari oleh Al Hasan (bin Ali) dengan
bersumber dari Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud, kedua beliau
berkata, bahwasanya Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang mengerjakan shalat
2 rakaat pada hari Arofah (bukan pada malam Arofah), pada setiap rakaat ia
membaca Surah Al Fatihah 3X, masing-masing ia mulai dengan basmalah dan ia
akhiri dengan ucapan “Amin”, ke-mudian ia membaca Surah Al Kafirun 3X beserta
Surah Al Ikhlash 1X,yang masing-masing
ia awali dengan basmalah, maka Allah berfirman : “Saksikanlah olehmu, bahwa
sesungguhnya Aku telah mengampuni dosa-dosanya” (HR Hibatallah bin Al Mubarah,
dikutip dari Kitab “Al Ghunyah” Juz II Hal. 37-38).
D. TAKBIRAN
Takbiran Hari
Raya Idul Fithri dinamakan Takbir Mursal,
artinya takbiran yang tidak terkait dengan shalat 5 waktu, mulai dikumandangkan
pada saat Maghrib malam Hari Raya sampai sebu-bar Shalat Idul Fithri, sehingga
tidak ada Takbiran lagi sesudah itu.
Sedangkan
Takbiran Hari Raya Idul Adlha dinamakan Takbir
Muqayyad, artinya takbiran yang terkait dengan shalat 5 waktu selama 5
hari, yaitu dimulai pada saat Shubuh hari Arofah tang-gal 9 Dzul Hijjah sampai waktu
Ashar pada akhir Hari Tasyriq tanggal 13 Dzul Hijjah. Berarti selama 5 hari itu
setiap sesudah salam shalat Fardlu Imam Rowatib hendaknya memimpin Takbiran.
Ada-pun pada malam Hari Raya Idul Adlha tentu saja dianjurkan mengumandangkan
Takbiran semalam suntuk seperti pada Hari Raya Idul Fithri.
Adapun teks
Takbiran yang umum di Indonesia berasal dari Fiqih Madzhab Maliki dan Madzhab Syafi’i, diawali
dengan ucapan Takbir 3X. Silakan kelompok lain mengawali ucapan Takbir hanya 2X
asalkan diakui berasal dari Fiqih Madzhab Hanafi dan Madzhab Hanbali, jangan
sok diakui sebagai satu-satunya yang berasal dari Rasulullah SAW. Sejak akhir
abad 19 M telah banyak muncul pendapat yang berslogan kembali secara murni kepada Al Qur’an dan Hadits tanpa ter-ikat oleh
suatu madzhab tertentu, ternyata pendapat-pendapat itu sudah terdahului
oleh fatwa-fatwa dari Madzhab Empat. Kata Prof. Mahmud Syaltout, Rektor
Universitas Al Azhar Kairo, Mesir : “Pada
Abad 20 M banyak cedekiawan muslim seperti Muhammad Abduh, Rasyid Ridla,
Jamluddin Al Af-ghani, dan lain-lain, disebut-sebut sebagai Mujtahid (penemu solusi hukum dalam Islam) atau Mujaddid
(pembaru Islam), ternyata semua apa yang mereka lontarkan sudah terdahului oleh
para Imam Madzhab Empat dan Imam-Imam lainnya yang semasa”.
E. PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar