Pengertian dan sejarah HIV dan AIDS
A. PENGERTIAN
HIV-AIDS
1. Pengertian HIV
HIV berarti
Human Immunodeficiency Virus (virus yang menurunkan kekebalan tubuh manusia). HIV
hanya menular antar manusia. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, yaitu sistem
yang melindungi tubuh terhadap infeksi.
2. Pengertian AIDS
AIDS berarti
Acquired Immune Deficiency Syndrome (sindroma penurunan kekebalan yang
didapat).
Mendapatkan
infeksi HIV menyebabkan sistem kekebalan menjadi semakin lemah. Keadaan ini
akan membuat orang mudah diserang oleh beberapa jenis penyakit (sindroma) yang
kemungkinan tidak mempengaruhi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Penyakit tersebut disebut sebagai infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik
termasuk jamur pada mulut, jenis kanker yang jarang, dan penyakit tertentu pada
mata, kulit dan sistem saraf.
A. SEJARAH
HIV-AIDS
1. 1926
Beberapa
ilmuwan menganggap HIV menyebar dari kera ke manusia antara 1926-1946.
Penelitian sekarang menunjukkan bahwa HIV kemungkinan pertama meloncat dari
simpanse ke manusia pada 1675, tetapi jenis virus itu tidak menetapkan diri
sebagai epidemi hingga 1930.
2.
1959
Seorang
laki-laki meninggal dunia di Kongo dengan apa yang dianggap peneliti sebagai
kematian AIDS pertama yang terbukti.
3. 1982
Pada Juli,
akronim AIDS, kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome (sindrom
dapatan yang disebabkan oleh penurunan sistem kekebalan tubuh) dianjurkan pada
pertemuan di AS. Istilah SIDA dipakai dalam bahasa Prancis dan Spanyol.
Pada Agustus,
nama AIDS mulai dipakai oleh surat kabar dan
jurnal ilmiah, tetapi sindrom baru didefinisikan secara resmi oleh CDC pada
September.
Pada Desember,
CDC juga melaporkan kasus pertama penularan yang kemungkinan terjadi dari
ibu-kebayi.
AIDS dilaporkan
terdapat di 14 negara di seluruh dunia.
4. 1986
Seorang wanita
berusia 25 tahun, meninggal dunia di RSCM, tes darahnya memastikan bahwa dia
terinfeksi HTLV-III, dan dengan gejala klinis yang menunjukkan AIDS.
Pada akhir
1986, 85 negara sudah melaporkan 38.401 kasus AIDS pada WHO, dengan 84 di
antaranya di Asia.
5.
1987
Seorang
wisatawan asal Belanda meninggal di RS Sanglah, Bali. Kematian pria
berusia 44 tahun itu diakui Depkes disebabkan AIDS. Indonesia masuk dalam
daftar WHO sebagai negara ke-13 di Asia yang melaporkan kasus AIDS.
6.
1994
Pada 30 Mei, Presiden RI, Suharto,
menandatangani Keputusan Presiden Nomor 36/2004 tentang Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA). Berdasarkan Kepres 36 ini, Menkokesra Ir Azwar Anas mengeluarkan
Keputusan tentang Susunan, Tugas dan Fungsi Keanggotaan KPA pada 15 Juni, serta
Keputusan tentang Strategi Nasional Penanggulangan AIDS di Indonesia pada 16
Juni. Pada Agustus, sebuah pokja KPA memperkirakan bahwa jumlah kasus infeksi
HIV di Indonesia pada 2005 akan menjadi antara 600.000 (penularan rendah,
intervensi yang efektif) dan 1.990.000 (penularan tinggi, tanpa intervensi).
Pada akhir tahun ini di Indonesia, secara
kumulatif sudah dilaporkan 275 infeksi HIV, dengan 67 di antaranya AIDS. 100 di
antaranya adalah WNA. 203 adalah laki-laki, 68 perempuan, 4 tidak diketahui.
Jalur penularan: 69 homoseks, 160 heteroseks, 2 IDU, 2 transfusi darah, 2
hemofilia dan 40 tidak diketahui.
7.
2004
Pada 19 Januari, wakil dari pemerintah enam
provinsi yang dianggap paling rentan terhadap HIV (Papua, Jawa Barat, Jawa
Timur, Bali, DKI Jakarta, dan Riau), pada pertemuan di Papua dengan Ketua KPA
Jusuf Kalla dan wakil dari enam departemen serta Ketua Komisi VII DPR-RI,
Dr. Sanusi Tambunan, menyatakan Komitmen Sentani. Di antara tujuh pasal
dalam komitmen tersebut, para peserta berjanji akan “Mengupayakan pengobatan
HIV/AIDS termasuk penggunaan ARV kepada minimum 5.000 Odha pada tahun 2004.”
Departemen Kesehatan
menetapkan 25 rumah sakit di 15 provinsi sebagai Rumah Sakit Rujukan AIDS,
tahap pertama. Sedikitnya dua dokter, satu perawat dan satu konselor dari
masing-masing rumah sakit diberi pelatihan khusus.
B. TAHAPAN
HIV-AIDS
WHO (World Health
Organization, organisasi kesehatan sedunia) membentuk sistem untuk
menggolongkan tahap penyakit.
HIV
berdasarkan tanda dan gejala dibagi dalam empat stadium (tahap):
Stadium
1: tanpa gejala
Stadium
2: penyakit ringan
Stadium
3: penyakit lanjutan
Stadium
4: penyakit berat
Seorang yang
terinfeksi HIV dapat tetap sehat bertahun-tahun tanpa ada tanda fisik atau
gejala infeksi. Orang yang terinfeksi virus tersebut
tetapi tanpa gejala adalah ‘HIVpositif’ atau mempunyai
‘penyakit HIV tanpa gejala.’
Apabila gejala
mulai muncul, orang disebut mempunyai ‘infeksi HIV bergejala’ atau ‘penyakit
HIV lanjutan.’ Pada stadium ini seseorang kemungkinan besar akan
mengembangkan infeksi oportunistik. ‘AIDS’
merupakan definisi yang diberikan kepada orang terinfeksi HIV yang masuk pada
stadium infeksi berat.
D.
CARA PENULARAN HIV
1. HIV terdapat di
darah seseorang yang terinfeksi (termasuk darah haid), air susu ibu, air mani
dan cairan vagina.
Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV dapat menular
dari darah, air mani atau cairan vagina orang yang terinfeksi langsung ke
aliran darah orang lain, atau melalui selaput lendir (mukosa) yang berada di
vagina, penis, dubur atau mulut.
2. HIV dapat
menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV; saat ini darah donor
seharusnya diskrining oleh Palang Merah Indonesia (PMI), sehingga risiko
terinfeksi HIV melalui transfusi darah seharusnya rendah, walau
tidak nol.
HIV dapat
menular melalui alat suntik (misalnya yang dipakai secara pergantian oleh
pengguna narkoba suntikan), melalui alat tindakan medis, atau oleh jarum tindik yang
dipakai untuk tato, bila alat ini mengandung darah dari orang yang terinfeksi
HIV.
3.
HIV dapat menular pada bayi
saat kehamilan, kelahiran, dan menyusui. Bila tidak ada intervensi, kurang
lebih sepertiga bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu dengan HIV akan tertular.
HIV
agak sulit menular, dan tidak menular setiap kali terjadi peristiwa berisiko
yang melibatkan orang terinfeksi HIV. Misalnya, walau sangat berbedabeda,
rata-rata hanya akan terjadi satu penularan HIV dari laki-laki yang terinfeksi
pada perempuan yang tidak terinfeksi dalam 500 kali berhubungan seks vagina.
Namun penularan satu kali itu dapat terjadi pada kali pertama.
Risiko
penularan HIV dari seks melalui dubur adalah lebih tinggi, dan penularan
melalui penggunaan jarum suntik bergantian lebih tinggi lagi. Risiko penularan
dari seks oral lebih rendah, tetapi tetap ada.
HIV tidak dapat ditularkan
melalui hubungan sosial
HIV hanya dapat
hidup di dalam tubuh manusia yang hidup dan hanya bertahan beberapa jam saja
di luar tubuh. HIV tidak dapat menular melalui air ludah, air mata,
muntahan, kotoran manusia dan air kencing, walaupun jumlah virus yang sangat
kecil terdapat di cairan ini. HIV tidak ditemukan di keringat. HIV tidak dapat
menembus kulit yang utuh dan tidak menyebar melalui sentuhan dengan orang yang
terinfeksi HIV, atau sesuatu yang dipakai oleh orang terinfeksi HIV;
saling penggunaan perabot makan atau minum; atau
penggunaan toilet atau air mandi bergantian.
Perawatan
seseorang dengan HIV tidak membawa risiko apabila tindakan pencegahan diikuti
seperti membuang jarum suntik secara aman dan menutupi luka.
HIV
tidak menular melalui gigitan nyamuk atau serangga pengisap darah yang lain.
Kebanyakan
serangga tidak membawa darah dari satu orang ke orang lain ketika mereka
menggigit manusia. Parasit malaria memasuki aliran darah dalam air ludah
nyamuk, bukan darahnya.
Pengertian dan sejarah HIV dan AIDS
09 Feb 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar